Salah satu peralatan penting yang wajib Anda gunakan saat bekerja di ketinggian adalah anchor point atau titik jangkar. Anchor point berfungsi sebagai titik pengikat antara pekerja dengan peralatan pelindung jatuh, sehingga mencegah Anda jatuh dari ketinggian.
Pengenalan Anchor Point
Anchor point adalah salah satu komponen vital dalam sistem keselamatan kerja di ketinggian (K3). Secara sederhana, anchor berfungsi sebagai titik jangkar atau pengikat utama yang menahan beban ketika pekerja menggunakan sistem pengaman jatuh seperti full body harness atau lifeline.
Namun, perannya jauh lebih kompleks daripada sekadar alat pengait. Anchor harus mampu menahan gaya dinamis yang sangat besar ketika terjadi kejatuhan, sehingga kualitas, kekuatan material, dan metode cara melakukan pemasangannya dapat memenuhi standar tertentu.
Dalam dunia kerja di ketinggian, seperti pekerjaan konstruksi, pemeliharaan gedung, atau instalasi industri, anchor menjadi fondasi dari seluruh sistem fall protection. Tanpa anchor yang kuat dan tersertifikasi, seluruh sistem keselamatan tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Fungsi Utama Anchor dalam K3
Bukan hanya berfungsi sebagai titik jangkar saja, dalam standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), anchor point memiliki fungsi lain, di antaranya:
1. Meningkatkan Efisiensi Bekerja di Ketinggian
Dengan adanya anchor yang tepat, pekerja dapat bergerak lebih leluasa dan fokus pada pekerjaan mereka tanpa rasa khawatir berlebihan terhadap risiko jatuh. Anchor yang dipasang di posisi strategis memungkinkan penggunaan lanyard atau lifeline dengan sudut kerja yang optimal. Hal ini secara langsung meningkatkan efisiensi kerja karena pekerja dapat menjangkau area yang lebih luas tanpa perlu berpindah-pindah titik pengait terlalu sering.
2. Dapat Mengurangi Risiko Kecelakaan
Fungsi paling krusial dari anchor adalah meminimalkan risiko kecelakaan akibat jatuh dari ketinggian. Dalam sistem K3, anchor menjadi titik utama yang menahan gaya jatuh sebelum energi tersebut diteruskan ke komponen lain seperti shock absorber atau harness. Anchor yang kuat dan terpasang dengan benar akan menahan pekerja agar tidak terjatuh ke tanah, sekaligus mengurangi potensi cedera serius.
3. Menahan Beban Jatuh
Ketika seseorang terjatuh, gaya gravitasi dan momentum dapat menghasilkan gaya kejut yang sangat besar. Anchor berperan menahan beban tersebut agar tidak terjadi kegagalan sistem keselamatan. Dalam standar OSHA, anchor harus mampu menahan gaya minimum 5.000 pon (sekitar 22,2 kN) untuk setiap pengguna. Kekuatan sebesar itu menunjukkan betapa pentingnya pemilihan material, desain, dan pemasangan anchor yang sesuai dengan struktur tempat kerja. Kesalahan kecil saja dalam pemasangan dapat berakibat fatal.
4. Menjaga Stabilitas dan Keamanan
Selain menahan gaya jatuh, anchor juga membantu menjaga stabilitas pekerja saat melakukan aktivitas di ketinggian. Dengan sistem anchor yang kokoh, pekerja dapat bekerja dengan posisi tubuh yang stabil tanpa takut kehilangan keseimbangan. Stabilitas ini sangat penting dalam pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi seperti pengecatan gedung, perawatan menara, atau pemasangan panel surya. Anchor yang stabil berarti lingkungan kerja lebih aman dan produktif.
Jenis-jenis Anchor
Sesuai klasifikasi standar EN 795, terdapat beberapa jenis anchor point yang biasa digunakan dan perlu Anda pahami, meliputi:
1. Anchor Point Type A
Biasanya dipasang secara permanen pada struktur bangunan seperti baja, beton, atau dinding kuat lainnya. Jenis ini sering digunakan di area kerja tetap seperti atap gedung atau struktur industri. Pemasangannya harus dilakukan oleh teknisi bersertifikat dan mengikuti panduan pabrikan. Keunggulannya adalah daya tahan tinggi dan minim perawatan karena bersifat permanen.
2. Anchor Point Type B
Berbeda dengan tipe A, jenis ini bersifat sementara dan biasanya digunakan pada proyek yang sifatnya tidak permanen, seperti pekerjaan konstruksi atau pembersihan gedung. Jenis ini mudah dipasang dan dilepas, tetapi tetap harus memenuhi standar kekuatan yang ditentukan. Type B cocok digunakan oleh tim yang sering berpindah lokasi kerja karena desainnya yang fleksibel dan portabel.
3. Anchor Point Type C
Type C merupakan sistem anchor horizontal, umumnya berupa lifeline atau kabel baja yang membentang antara dua titik jangkar. Sistem ini memungkinkan pekerja bergerak secara horizontal di sepanjang garis kerja tanpa harus memindahkan pengaitnya.
4. Anchor Point Type D
Type D adalah anchor berbentuk rail system yang biasanya dipasang di struktur tetap. Pekerja dapat bergerak dengan trolley yang meluncur di sepanjang rel, memberikan kebebasan bergerak yang lebih stabil dan aman. Sistem ini banyak digunakan di area industri atau fasilitas perawatan pesawat yang membutuhkan pergerakan horizontal yang luas dan aman.
5. Anchor Point Type E
Biasanya dipasang di permukaan horizontal seperti atap datar. Sistem ini memanfaatkan berat anchor itu sendiri untuk menahan gaya jatuh tanpa perlu diikat pada struktur bangunan. Biasanya digunakan pada pekerjaan sementara di area yang tidak memungkinkan pemasangan anchor permanen.
Standar Keselamatan Anchor
Menurut standar Occupational Safety and Health Administration (OSHA), setiap anchor point harus dirancang untuk menahan beban minimal 5.000 pon (22,2 kN) untuk setiap pengguna yang terhubung.
Selain itu, pemasangan anchor harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan memiliki keahlian teknis sesuai dengan peraturan keselamatan kerja. Anchor juga harus diposisikan sedemikian rupa agar dapat mengurangi potensi free fall (jatuh bebas) atau ayunan saat terjadi jatuh.
Perawatan dan Pemeriksaan Anchor
Setelah mengetahui apa itu anchor dan standarnya, Anda juga perlu memahami terkait proses perawatan maupun pemeriksaan alatnya. Adapun langkah-langkah yang bisa Anda lakukan, meliputi:
- Bisa melakukan pemeriksaan visual sebelum menggunakan setiap hari
- Cek kekencangan baut dan kondisi material
- Pastikan tidak ada karat, retakan, atau deformasi
- Bersihkan dari debu, oli, atau bahan kimia yang menempel
- Lakukan uji kekuatan secara berkala sesuai panduan pabrikan
- Ganti anchor yang menunjukkan tanda keausan atau kerusakan
- Catat hasil inspeksi dalam log pemeriksaan keselamatan
- Simpan anchor di tempat kering dan terlindung dari sinar matahari langsung
- Pastikan hanya personel kompeten yang melakukan pemasangan dan perawatan
Penutup
Memahami apa itu anchor dan standar keamanannya memang menjadi langkah awal yang krusial sebelum Anda mulai bekerja di ketinggian.
Namun, bila Anda belum memahami pemakaian dan perawatan anchor point maupun Alat Pelindung Diri (APD) lainnya, mengikuti pelatihan K3 Tenaga Kerja Bangunan Tinggi (TKBT) di PT Mandiri Maha Daya menjadi solusinya. Bersama mentor profesional, Anda akan diberikan pengetahuan baru terkait teori bekerja di ketinggian, termasuk penggunaan APD, serta evakuasi tanggap darurat yang tepat.
Dengan begitu, Anda bisa mencegah jatuh dari ketinggian, dan memastikan keselamatan tetap terjaga. Jadi, langsung saja wujudkan lingkungan kerja aman dengan mengikuti pelatihan TKBT di PT Mandiri Maha Daya. Hubungi kami untuk mulai mengikutinya!