Setiap pekerjaan, pasti mempunyai bahaya dan risikonya tersendiri yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Tentu, mengetahui faktor risiko kerja menjadi salah satu langkah penting harus diketahui oleh pekerja dan semua industri.
Dengan mengenali faktor risiko kerja tersebut, pekerja dan perusahaan dapat melakukan langkah mitigasi untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja saat bekerja.
Maka dari itu, kamu bisa mengetahui beberapa faktor risiko di tempat kerja beserta dengan langkah untuk meminimalisirnya dengan baik.
Yuk, simak pembahasannya di bawah ini, ya!
Apa Saja Faktor Risiko Kerja?
Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan kecelakaan di tempat kerja, yakni faktor lingkungan, manusia, dan peralatan. Simak penjelasannya berikut ini.
1. Faktor lingkungan
Faktor pertama disebabkan oleh lingkungan di sekitar kerja yang berkaitan dengan standarisasi keamanan yang diterapkan oleh perusahaan. Apabila tidak sesuai dengan standar keamanan yang berlaku, kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja semakin besar.
Faktor lingkungan dibagi menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah permukaan lokasi kerja yang licin, penerangan yang kurang, suhu terlalu dingin, adanya kebisingan berlebihan, dan lain sebagainya.
2. Faktor manusia
Faktor kedua adalah manusia yang berkaitan dengan perilaku manusia, kondisi kesehatan pekerja, serta penggunaan APD pekerja yang tidak sesuai standar keamanan.
Selain itu, kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor manusia ini dikarenakan oleh pekerja yang tidak menerapkan SOP dengan benar, pekerja tidak terampil, dan sebagainya.
3. Faktor peralatan
Terakhir, faktor peralatan menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja. Faktor ini merujuk pada peralatan yang digunakan oleh pekerja saat bekerja.
Peralatan menjadi faktor risiko kerja karena terdapat beberapa alat yang digunakan tidak memperhatikan dan sesuai standar keamanan dan kondisi alat sudah rusak, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Contoh Risiko dan Bahaya di Lingkungan Kerja
Selain beberapa jenis faktor risiko di tempat kerja, berikut ini kami berikan informasi mengenai contoh risiko kerja yang perlu kamu ketahui.
1. Bahaya kimia
Contoh risiko kerja akibat bahaya kimia di antaranya sebagai berikut:
- Bahan beracun: pestisida, asbes, dan pelarut organik yang menyebabkan keracunan akut atau kronis
- Iritan: bahan kimia yang menyebabkan iritasi pada kulit, mata, hingga saluran pernapasan
- Karsinogenik: bahan kimia yang mengakibatkan kanker
2. Bahaya fisik
Berikut contoh risiko kerja akibat bahaya yang berasal dari lingkungan fisik di tempat kerja:
- Kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pendengaran bagi pekerja
- Getaran dapat menyebabkan cedera pada tubuh pekerja
- Adanya radiasi ionisasi dapat menyebabkan masalah kesehatan serius bagi pekerja
3. Bahaya biologis
Contoh risiko kerja akibat bahaya biologis yang berasal dari organisme hidup dan menyebabkan penyakit di antaranya sebagai berikut:
- Bakteri dan virus
- Jamur dan spora
- Gigitan serangga atau hewan lain
4. Bahaya ergonomis
Bahaya ergonomis berkaitan dengan tata letak di tempat kerja yang menyebabkan cedera atau ketidaknyamanan fisik para pekerja. Contoh risikonya sebagai berikut:
- Melakukan gerakan berulang secara terus menerus dapat mengakibatkan cedera otot dan sendi
- Duduk atau berdiri dengan postur tubuh yang salah dapat menyebabkan nyeri punggung dan leher
- Mengangkat beban yang terlalu berat bisa menyebabkan cedera punggung
- Stres mata akibat bekerja terlalu lama di depan layar komputer
5. Bahaya psikologis
Bahaya psikologis merujuk pada tekanan mental dan emosional yang didapatkan pekerja di tempat kerja. Berikut contoh risikonya:
- Akibat beban kerja banyak dan lingkungan kerja tidak mendukung bisa mengakibatkan stres berlebihan
- Adanya kekerasan fisik dan pelecehan verbal di tempat kerja bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental bagi pekerja
Metode Analisis Risiko Kerja
Setelah mengetahui beberapa jenis faktor risiko beserta contohnya, maka kamu juga harus memahami terkait metode analisisnya. Metode ini digunakan untuk menganalisis risiko kerja yang nantinya berfungsi untuk pengambilan keputusan terkait strategi yang dilakukan perusahaan untuk mencegah risiko tersebut.
1. Metode HIRARC
Hierarchy of Hazard Control (HIRARC) adalah metode yang digunakan untuk mengurangi risiko serta meminimalisir bahaya yang ada di lingkungan kerja.
Metode ini melibatkan proses identifikasi, pengamatan, hingga evaluasi risiko yang melibatkan penilaian terhadap tingkat bahaya serta kemungkinan terjadinya kecelakaan.
2. Metode HAZOPS
Hazard Operability Study (HAZOPS) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko dalam suatu proses atau sistem.
Proses analisisnya melibatkan daftar kata kunci, seperti ‘lebih’, ‘kurang’, ‘cepat’, ‘lambat’, dan lain sebagainya untuk mengidentifikasi kondisi yang ada di lingkungan kerja.
3. Metode FMEA
Failure Mode Effect Analysis (FMEA) adalah metode yang digunakan untuk melakukan identifikasi terkait potensi risiko serta bahaya di tempat kerja.
Metode ini mengidentifikasi beberapa aspek, seperti apa penyebab, dampak, hingga kritikalitas dari kegagalan di tempat kerja.
Langkah Mitigasi Risiko
1. Identifikasi risiko
Langkah pertama, lakukan identifikasi potensi bahaya atau risiko yang kemungkinan bisa terjadi di tempat kerja. Misalnya, melakukan inspeksi di lingkungan kerja dan menemukan beberapa risiko, seperti lantai licin, kabel terbuka, dan lainnya.
2. Analisis risiko
Setelah risiko sudah teridentifikasi, maka selanjutnya adalah melakukan analisis dengan menilai tingkat keparahan serta kemungkinan terjadi kecelakaan akibat risiko tersebut.
3. Prioritaskan risiko
Selanjutnya, fokus pada risiko dengan tingkat keparahan tertinggi dan kemungkinan terjadi kecelakaan terlebih dahulu. Tujuannya agar risiko tersebut bisa segera diatasi dan tidak menimbulkan bahaya.
4. Pembuatan strategi dan implementasinya
Langkah berikutnya adalah membuat strategi yang tepat untuk melakukan mitigasi risiko sesuai dengan tingkat keparahannya. Setelah strateginya sudah dianggap sesuai dan paling baik, maka segera implementasikan di lingkungan kerja.
Hubungan Kesehatan Kerja dengan Produktivitas
Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor utama yang menentukan tingkat produktivitas serta keselamatan pekerja di lingkungan kerja. Kedua aspek ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wibowo, et al., (2022) menemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kesehatan kerja dengan produktivitas karyawan di PT Air Mancur. Hasil ini menjadi bukti bahwa hubungan kesehatan kerja dengan produktivitas itu sangat penting dan tidak bisa dipisahkan.
Jadi, mengetahui dan memahami standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan langkah utama yang wajib dimiliki oleh setiap pekerja. Maka dari itu, mengikuti pelatihan K3 adalah solusi yang bisa dipilih untuk memahami standar K3 dengan baik.
Dalam hal ini, kamu bisa mengikuti pelatihan K3 di PT Mandiri Maha Daya. Kamu akan mendapatkan teori serta praktiknya secara langsung terkait penerapan K3 di lingkungan kerja.
Strategi Pencegahan Risiko Kerja
1. Memberikan pelatihan K3 bagi semua pekerja
2. Memastikan pekerja menggunakan APD dengan baik
3. Memastikan lingkungan kerja tetap aman
4. Menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang aman serta memadai
5. Menerapkan prosedur K3
Program Manajemen Risiko dalam Perusahaan
Manajemen risiko adalah tahapan untuk melakukan identifikasi, analisis, evaluasi, hingga pengendalian risiko yang mungkin bisa menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
Jadi, manajemen risiko menjadi salah satu program penting yang wajib dilakukan oleh perusahaan agar meminimalisir risiko yang terjadi. Prosesnya dimulai dengan identifikasi risiko, analisis, evaluasi, pengembangan strategi, implementasi, hingga pemantauan.
Melalui program tersebut, tentu dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, seperti meningkatkan keselamatan dan kesehatan pekerja, menjaga reputasi, membantu pengambilan keputusan, dan lain sebagainya.
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai faktor risiko kerja yang perlu kamu ketahui beserta upaya untuk mengatasinya. Dalam hal ini, mengetahui faktor risiko kerja menjadi salah satu aspek yang sangat penting bagi perusahaan.
Tujuannya adalah untuk mengurangi potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja maupun cedera bagi pekerja.
Jadi, setiap perusahaan wajib mengetahui strategi dan upaya untuk meminimalisir risiko yang kemungkinan terjadi di tempat kerja. Biasanya, proses ini dilakukan oleh ahli K3 di tempat kerja.
Maka dari itu, mempunyai sumber daya manusia yang kompeten dan terampil di bidang ahli K3 sangat diperlukan bagi perusahaan. Kendati demikian, tidak perlu khawatir karena PT Mandiri Maha Daya akan membantu untuk menyediakan tenaga profesional di bidang K3.