Cara Menerapkan JSA Pengelasan untuk Kerja Aman

Melakukan identifikasi potensi bahaya di tempat kerja menjadi salah satu langkah tepat untuk mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera kerja. Adapun salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi hingga analisis risiko dari bahaya tersebut adalah Job Safety Analysis (JSA).

Dalam hal ini, salah satu pekerjaan yang membutuhkan metode JSA Pengelasan. Mengapa welding membutuhkan JSA? Ya, karena welding menjadi satu di antara banyak pekerjaan dengan risiko yang tinggi, sehingga untuk menjaga keselamatan pekerja harus dilakukan analisis bahaya risiko terlebih dahulu.

Lantas, apa tujuan dan manfaat JSA pengelasan atau welding ini? Yuk, langsung saja cari tahu jawabannya pada pembahasan di bawah ini, ya!

Tujuan JSA dalam Proses Welding

Job Safety Analysis (JSA) merupakan serangkaian sistematis yang dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya potensial di tempat kerja serta menetapkan strategi pengendalian risiko dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Dalam dunia pengelasan, JSA menjadi salah satu metode yang sangat penting. Sebab, metode JSA mempunyai peran yang sangat krusial dalam menjaga keselamatan pekerja saat proses welding.

Adapun tujuan JSA dalam proses welding adalah mencegah atau meminimalisir kecelakaan dan cedera kerja. Hal ini dikarenakan, metode JSA melibatkan proses identifikasi bahaya, analisis dan evaluasi risiko, penetapan pengendalian risiko, hingga strategi atau rekomendasi tindakan pencegahannya.

Jadi, JSA pengelasan bertujuan untuk memastikan lingkungan kerja tetap aman, nyaman, dan sehat bagi pekerja. Dengan begitu, mereka bisa menjalankan pekerjaan secara efektif dan efisien, sehingga operasional perusahaan berjalan lancar.

Manfaat JSA dalam Pengelasan

Menjadi metode dengan peran yang penting, ternyata JSA mempunyai berbagai manfaat dalam dunia pengelasan. Utamanya adalah membantu mencegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Tidak hanya itu saja, berikut beberapa manfaat JSA dalam pengelasan yang perlu Anda ketahui:

1. Mencegah Kecelakaan dan Cedera Kerja

Manfaat utama dari penerapan JSA dalam welding adalah membantu mencegah kecelakaan dan cedera kerja. Proses identifikasi bahaya dan analisis risiko memungkinkan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Misalnya, mengurangi luka bakar akibat percikan api atau logam panas, tersengat listrik, hingga terkena sinar ultraviolet dan infra merah.

2. Meningkatkan Produktivitas Kerja

Potensi bahaya dalam pekerjaan welding telah dilakukan identifikasi dan analisis oleh pengawas, sehingga risikonya juga akan semakin berkurang. Tentu, ini akan menciptakan lingkungan yang aman bagi semua pekerja. Dengan begitu, akan membantu meningkatkan produktivitas kerja karena operasional berjalan lancar tanpa adanya kecelakaan kerja.

3. Meningkatkan Kesadaran Keselamatan

Manfaat lain dalam menggunakan JSA welding adalah meningkatkan kesadaran keselamatan bagi pekerja maupun semua pihak yang terlibat dalam proyek. Sebab, proses identifikasi JSA melibatkan semua pekerja, sehingga akan memberikan pemahaman lebih mendalam kepada mereka terkait potensi bahaya yang terjadi saat bekerja.

Baca Juga : Langkah Pencegahan Kecelakaan Kerja: Penting untuk K3

Prosedur Penerapan JSA dalam Pekerjaan Las

Prosedur Penerapan JSA dalam Pekerjaan Las

Bagi Anda yang tertarik bekerja sebagai welder dan melakukan jobdesk pengelasan, maka memahami prosedur atau langkah-langkah penerapan JSA menjadi aspek yang penting. Maka dari itu, simak langkah-langkahnya berikut:

1. Pahami Tahapan Pekerjaan

Langkah pertama dalam menerapkan JSA welding adalah mengetahui dan memahami tahapan pekerjaannya terlebih dahulu. Pahami bagaimana tahapan pekerjaan welding dari awal sampai akhir. Biasanya, untuk mengetahuinya, Anda bisa melakukan wawancara dan observasi langsung pada proyek.

2. Identifikasi Potensi Bahaya

Setelah mengetahui tahapan pekerjaannya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan identifikasi potensi bahaya yang mungkin terjadi. Misalnya, terjadi short electrical, munculnya percikan api, tersengat listrik, tergores material tajam, roda mesin las macet, dan lain sebagainya.

3. Pengendalian Risiko

Jika Anda telah berhasil menemukan potensi bahaya yang mungkin terjadi, maka segera tentukan pengendalian risikonya. Hal ini melibatkan proses evaluasi sejauh mana bahaya bisa berdampak negatif bagi pekerja, tingkat keparahan risiko, seberapa sering pekerjaan dilakukan, hingga strategi yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut.

4. Usulan Rekomendasi Perbaikan

Langkah terakhir adalah memberikan usulan rekomendasi perbaikan berdasarkan pengendalian hirarki, yakni elimination, substitution, engineering control, administrative control, dan personal protective equipment (APD). 

Misalnya, usulan rekomendasi perbaikan menurut penelitian dari Riza & Purwaningsih, (2024) mengungkapkan bahwa elimination melibatkan proses pembersihan peralatan dan mesin yang dipakai. Substitution dilakukan dengan mengganti kabel yang rusak. Engineering control bisa dilakukan dengan memperbaiki potensi bahaya tangga yang licin dengan memberikan lapisan anak tangga menggunakan bahan karet.Kemudian, pengendalian administrative control dapat dilakukan dengan memberikan safety inspection kepada karyawan baru. Terakhir, pengendalian dilakukan dengan cara mewajibkan semua pekerja untuk menggunakan APD yang tepat sesuai standar yang berlaku.

Cara Audit dan Monitoring Penerapan JSA Pengelasan

Pembahasan selanjutnya yang harus Anda pahami adalah cara audit dan monitoring penerapan JSA dalam pengelasan. Dalam hal ini, audit JSA dilakukan untuk memastikan pengelasan aman dan kuat.

Audit ini dilakukan dengan cara memeriksa administratif atau dokumen JSA yang digunakan. Dokumen di sini biasanya berisi terkait informasi potensi bahaya, risiko, dampak yang diterima, hingga rekomendasinya.

Selain itu, audit atau monitoring ini juga bisa dilakukan dengan observasi lapangan secara langsung. Observasi ini meliputi pengecekan apakah pekerja sudah menggunakan APD atau belum, bagaimana implementasi prosedur keselamatan, hingga apakah peralatan dan mesin yang digunakan sudah sesuai standar keselamatan atau belum.

Selanjutnya, hasil dari proses audit dan monitoring tersebut akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk tindak lanjut kedepannya. Apakah perlu mengubah kebijakan keselamatan dalam pekerjaan welding atau memberikan pelatihan K3 tambahan? Semua bisa dilakukan demi memenuhi standar keselamatan kerja.

Penutup

Bagaimana? Apakah Anda sudah memahami terkait penerapan hingga cara audit JSA pengelasan? Tentu, sudah, bukan? Namun, perlu Anda pahami bahwa tidak sembarang orang bisa menerapkan metode JSA dalam pengelasan.

Pasalnya, hanya petugas K3 welding saja yang bisa melakukan penerapan metode JSA pengelasan. Sebab, mereka nantinya akan bertugas untuk membuat prosedur kerja welding, mengimplementasikan metode JSA, melakukan pengawasan, hingga pemberian rekomendasi sesuai standar keselamatan kerja.