Tambang merupakan salah satu sektor industri yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja. Bahkan, menurut penelitian yang telah dilakukan, kecelakaan tambang dengan kategori berat tanpa korban nyawa pada 2024 mencapai 80 kejadian yang mana naik sebanyak 65 kejadian dibandingkan tahun sebelumnya.
Tak heran, jika prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tambang sangat ketat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Dalam hal ini, salah satu metode yang bisa digunakan untuk mencegah kecelakaan kerja adalah JSA pertambangan. Sebagai metode untuk mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja, JSA dianggap efektif untuk membantu mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera di tempat kerja. Mengapa demikian? Yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini, ya!

Pentingnya JSA di Tambang
Job Safety Analysis (JSA) pertambangan adalah serangkaian proses sistematis untuk mengidentifikasi potensi bahaya, analisis risiko, hingga penetapan pengendalian risiko di sektor tambang. Proses ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pertambangan.
Pasalnya, selain kecelakaan kerja, dunia pertambangan juga terdapat berbagai zat berbahaya yang ada di area kerja dan bisa berdampak buruk bagi pekerja. Jadi, menerapkan metode JSA di tambang menjadi langkah penting untuk melindungi pekerja dari bahaya risiko yang mungkin terjadi. Dengan kata lain, JSA di tambang berperan penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera kerja. Metode ini juga penting untuk meningkatkan produktivitas pekerja serta meningkatkan kesadaran akan budaya keselamatan.
Potensi Risiko di Industri Pertambangan
Seperti yang kita ketahui, bahwa sektor pertambangan mempunyai risiko yang sangat tinggi. Jadi, pastikan Anda mengetahui dan memahami potensi risiko bekerja di industri pertambangan. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Paparan Debu
Industri pertambangan mempunyai risiko berupa paparan debu yang dapat membuat kondisi kesehatan pekerja semakin memburuk. Sebab, paparan debu yang semakin parah, bisa merusak saluran pernapasan dan menyebabkan berbagai penyakit pernapasan. Terlebih, bagi pekerja yang tidak menggunakan masker saat bekerja, maka semakin rentan terkena penyakit pernapasan.
2. Kecelakaan Kerja
Risiko yang sangat besar bekerja di industri pertambangan adalah terjadinya kecelakaan kerja, seperti adanya longsor, terjepit alat berat, tertimbun, dan lain sebagainya. Kecelakaan ini menyebabkan penurunan produktivitas kerja, sehingga operasional proyek juga terhambat.
Jadi, implementasi prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi aspek yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan, termasuk penggunaan APD. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan cedera kerja.
3. Bahaya Bahan Kimia
Industri pertambangan, terutama batubara terdapat kandungan bahan kimia berbahaya, seperti senyawa sulfur, arsenik, dan lainnya. Apabila pekerja terpapar bahan kimia tersebut, maka akan berdampak buruk pada kesehatannya, sehingga menyebabkan produktivitas kerja semakin menurun.
4. Kebakaran dan Ledakan
Jika Anda bekerja di pertambangan batubara, maka salah satu potensi risiko yang didapatkan adalah kebakaran dan ledakan. Kondisi ini terjadi akibat adanya gas metana dan debu batubara yang mudah terbakar. Jadi, sangat penting memahami prosedur K3 tambang dalam bekerja untuk mencegah terjadinya cedera atau penyakit akibat kerja.

Prosedur JSA Pertambangan
Setelah mengetahui potensi risiko bekerja di tambang, maka Anda juga harus memahami terkait prosedur pelaksanaan JSA pertambangan. Mengapa demikian? Ya, karena JSA menjadi salah satu metode yang efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Berikut langkah-langkah JSA di industri tambang:
1. Identifikasi Pekerjaan
Langkah pertama, silakan untuk melakukan identifikasi pekerjaan. Identifikasi ini dilakukan untuk mengetahui area mana yang mempunyai risiko tinggi dan membutuhkan analisis lebih lanjut segera mungkin melalui metode JSA.
2. Uraikan Tahap Pekerjaan
Jika sudah menemukan pekerjaan apa dan area mana yang mempunyai risiko tinggi dan membutuhkan analisa lebih lanjut, maka langkah berikutnya adalah menguraikan setiap tahapan dalam pekerjaan tersebut secara detail dan mendalam. Proses ini merujuk pada pemetaan langkah-langkah kerja yang dilakukan dari awal hingga akhir.
3. Identifikasi Bahaya
Langkah paling penting, selanjutnya adalah melakukan identifikasi dan analisis lebih mendalam mengenai potensi bahaya yang muncul pada setiap tahapan kerja tersebut. Lakukan analisis bahaya apa saja yang bisa terjadi di area tersebut, baik itu mekanis, ergonomis, hingga kimia.
4. Analisis Risiko
Apabila bahaya potensialnya sudah berhasil ditemukan, maka tahap berikutnya adalah melakukan analisis terkait tingkat risikonya. Proses ini melibatkan penilaian risiko mengenai frekuensi, tingkat keparahan, hingga dampak yang mungkin terjadi akibat kecelakaan kerja di area tambang.
5. Pengendalian Risiko dan Pencegahan
Terakhir, lakukan segera pengendalian risiko untuk meminimalisir potensi bahaya yang terjadi, sehingga tidak sampai menyebabkan kecelakaan kerja. Setelah itu, langkah yang perlu dilakukan adalah pencegahan.

Monitoring JSA di Industri Pertambangan
Dalam pelaksanaan JSA pertambangan, tidak hanya prosedurnya saja yang penting, melainkan juga proses monitoring atau pemantauannya. Proses monitoring ini bertujuan untuk melihat apakah metode JSA yang dilakukan sudah berjalan dengan efektif atau belum.
Selain itu, monitoring JSA di tambang juga bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan prosedur kerja sudah aman. Jadi, ini menjadi langkah terakhir yang harus dilakukan pada tahap pelaksanaan JSA. Monitoring tersebut biasanya meliputi pengawasan secara langsung dilapangan, pengecekan dokumen JSA, audit di lapangan hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi perbaikan prosedur kerja.
Penutup
Demikianlah pembahasan mengenai JSA pertambangan beserta dengan prosedur dan monitoringnya. Jadi, apabila Anda berkeinginan untuk bekerja di tambang, mengetahui metode JSA menjadi langkah yang sangat penting. Selain termasuk dalam pelaksanaan prosedur K3, JSA menjadi salah satu metode yang wajib diketahui oleh pekerja tambang agar dapat membantu mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Nah, bagi Anda yang masih belum memahami terkait metode JSA di tambang, bisa mengikuti pelatihan ahli K3 umum di PT Mandiri Maha Daya. Melalui pelatihan ini, Anda akan dijelaskan terkait metode-metode yang efektif untuk mencegah kecelakaan kerja di tambang, termasuk JSA. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, segera daftarkan diri Anda untuk mengikuti pelatihan ahli K3 umum di PT Mandiri Maha Daya sekarang!